Senin, 30 Januari 2012

air dan wanita


Jauh aku berjalan menyusuri perbatasan dunia tersebut, namun di kala senja aku tersadar itu semua adalah sebuah ilusi, pada suatu ketika aku bertanya kepada air mata, “ air, mengapa harus ada engkau disetiap doaku, disetiap keluhku, disetiap kata yang kuucapkan sebelum terlelap, juga disetiap pedih hidup yang kulalui ?”, namun dia tak pernah menjawab, dia hanya terus mengalir dan mengalir, rasanya susah untuk aku hentikan…..
Perlahan namun pasti, aku mencoba menghapus air mata ini dan kembali bertanya, “air, bisakah engkau membantuku mengungkapkan seluruh penat dalam jiwa ini, sanggupkah engkau membantuku menyusuri jalan setapak di depanku ini, agar aku tidak berhenti dan terus melangkah ?” namun semuanya sia-sia, air hanyalah sebuah air, tak mampu untuk berbicara, tak mampu tuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaanku….
Kemudian aku kembali berjalan, kutemukan sebuah intan permata yang sudah pecah dan berantakan di sebuah sudut jalan, lalu kuhampiri intan tersebut dan berkata, “intan permata yang sungguh indah, andai saja dia masih utuh dan tidak pecah seperti ini !” kemudian kulalui intan tersebut dan kembali berjalan dengan sedih, sedih melihat sesuatu yang amat sangat indah namun sudah tak ada apa-apanya lagi….
Percayakah engkau wahai teman, sebuah intan permata yang indah, cantik, bersinar namun suatu ketika jika dia jatuh dan pecah, walaupun engkau telah menyusunnya sebagaimana awalnya, namun intan tersebut telah ternoda kecantikannya, bekas-bekas pecah sebelumnya telah menyimpan retakan demi retakan di dalam intan tersebut, aku tidak mengerti jika aku umpamakan intan permata tersebut adalah sebuah WANITA…
Wanita yang cantik, indah, baik, namun jika tubuhnya telah ternoda, apakah wanita Itu masih akan terlihat indah, cantik, baik dimata orang lain ??? aku meragukan hal itu, kecantikan fisiknya mungkin tidak berkurang sama sekali, namun kecantikan batinnya telah ternoda, seorang wanita yang memiliki iman akan merasa telah ternodai, hina, jijik pada dirinya sendiri.
Seorang wanita selalu mengungkapkan kesedihannya dengan menangis…
Namun setelah menangis, bukan berarti masalah begitu saja selesai…
Aku seorang wanita, wanita biasa…
Aku terkadang membenci air, aku benci ketika aku selalu ingin menangis di saat hatiku rapuh, hancur, sesak dalam dada,, aku merasa terlalu lemah bila menangis, namun setelah menangis aku merasakan kekuatan yang baru telah muncul, sebuah semangat, sebuah ketegaran yang menyelimutiku seketika, sebuah ide baru untuk belajar dari pengalaman, namun…..
Saat aku menangis, kekuatan batinku melemah, aku selalu terpaku menatap masalah yang ada dihadapanku…. Aku mengaku kalah, aku mengaku kalah, dan aku mengaku kalah….
Tapi aku belum mundur,, aku masih ingin terus berjuang, aku masih ingin terus tersenyum, aku sudah membeli mahal sebuah kebahagiaan dengan pengorbanan, aku wanita yang kuat, harus kuat, dan harus selalu bisa kuat.
Kuat menahan air mata, kuat menahan segala goncangan hidup, kuat dalam menghadapi masalah, kuat dalam mengobati rasa sakit MASA LALU……………
Aku tak ingin terlihat lemah hanya karena 1 atau 10 masalah dihadapanku……
Air dan jiwaku yang selalu ada dalam tubuhku, adalah hal yang selalu bisa mengungkapkan perasaanku tanpa berbicara sekalipun………..