Go to Nunukan....
Seminggu yang lalu aku melakukan perjalanan dinas dari
kantor, menuju ke sebuah desa, di ujung perbatasan indonesia-malaysia, desa
salang, kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur.
Hal yang menyisahkan begitu banyak cerita dan salah satunya
adalah penyakit yang entah apa namanya ini, yang kuderita sejak menginjakkan
kaki di kabupaten Nunukan sana hingga sekarang ( aku lagi malas berurusan sama
dokter ).
Perjalanan yang cukup sangat jauh yang kami (aku, pak b***,
kak a***, pak a***, dan pak y*****) akan lalui itu, start dari samarinda
tentunya.
Dari Kota samarinda, aku di jemput di ujung jalan gang
kontrakanku ini oleh timku (pak b*** & kak a***), setelah itu kami menempuh
perjalanan naek mobil sekitar 3 jam hingga tiba di kota balikpapan tepatnya
@bandara Sepinggan. Aku bertemu dengan tim pak a***, ketika dalam perjalanan
kami singgah di rumah makan lamongan. Ketika perjalanan menuju Balikpapan itu,
emang sudah sejak bangun pagi perasaanku emang belum stabil hingga di
perjalanan aku mual, muntah. Hufhhh.. sungguh memalukan !!!!! hal yang
sebenarnya jarang terjadi, tapi entahlah, itu salah satunya hal yang paling
kubenci di dunia ini karena dia selalu hadir di waktu yang salah.
Tiba di @bandara Sepinggan, kami lalu masuk di ruang
tunggu, setelah itu fly menempuh sekitar 50 menit ke @bandara Juwata, kabupaten
Tarakan. Tiba disana kami langsung mengendarai taksi menuju pelabuhan, kami
beristirahat di tempat makan sederhana di lantai 2 pelabuhan tersebut. Tak
banyak yang bisa aku makan setelah muntah pagi tadi, yang membuat selera
makanku menurun tiba-tiba. Aku memesan coca-cola dan soto ayam untuk
menghangatkan tubuhku. Yahh tentu saja, seperti biasa, coca-cola mampu membuat
perasaanku lebih baik dan menghilangkan rasa mualku. Saat itu sudah sekitar
pukul 12 siang sedangkan kami baru mendapatkan tiket jam 1 siang. Sejam pun
berlalu, waktunya kami mengangkat barang2 dan menuju tempat speed-speed itu
bersandar, perjalanan selanjutnya adalah ke Kota Nunukan, dengan menempuh
perjalanan air selama 3 jam, di serta dengan suara tangisan anak kecil yang
sangat-sangat-sangat tidak menyenangkan. Beberapa kali aku mencoba untuk
membuatnya diam dengan bermain dengan tissu (huffhh dasar anak kecil, tissu
juga mw di embat di masukin dalam mulut) dan akhirnya aku jatuh tidur di kursiku
karena sudah tidak bisa lagi menahan rasa ngantuk yang menderaku dan suara
tangisan anak kecil yang digendong ibunya tepat di sampingku itu pun menjadi
music yang mengantarkanku menuju alam mimpi.
Welcome to Nunukan. Setelah tiba di Nunukan kami pun
menyewa angkot untuk mengantarkan kami pada sebuah hotel megah di tengah kota,
hotel Fortune Nunukan. Yahh disitulah tempat peristirahatan kami yang terakhir
pada akhirnya setelah seharian melakukan perjalanan yang sangat sangat sangat
jauh itu. Aku menaruh semua barang2 di atas meja, ku lepas jam tangan, jaket
dan sepatuku kemudian kurebahkan badanku di atas tempat tidur yang sungguh
empuk rasanya dan tak lama kemudian aku pun bertender di bawah shower di kamar
mandi untuk menyegarkan badanku kembali.
Esok paginya, kami menuju kantor dinas kehutanan dan
perkebunan di kota Nunukan dengan bantuan kendaraan dari teman pak y*****.
Setelah berbincang2 sedikit dengan kepala bagian di kantor tersebut akhirnya
kami dapat melengkapi sedikit prosuder kerja sebelum masuk di hutan. Setelah dari
kantor dinas, pulangnya kami singgah makan terlebih dahulu. Setelah balik dari
situ kami kembali ke hotel dan tidak berapa lama kemudian kami keluar berjalan
kaki di sekitar hotel, sekedar melengkapi keperluan sebelum masuk hutan.
Setelah lelah berjalan kesana – kemari, kami kembali ke hotel. Sore hari, kami
keluar lagi membeli keperluan kerjaan di lap, guna memperlancar kerjaan nanti
disana.
Esok paginya kami sudah bersiap2 menuju pelabuhan dan
sekali lagi kami di bantu oleh teman dari pak y***** itu. Alhamdulillah sedikit
mengurangi beban. Setelah sampai di pelabuhan kami membeli tiket ke sebuah
kecamatan yang masih dalam lingkup Kabupaten Nunukan, kecamatan Sebuku namanya.
Kami lagi-lagi melakukan perjalanan menggunakan speed sekitar 3 jam hingga tiba
di pelabuhan sana. Setelah tiba kami langsung menyewa mobil menuju desa salang,
butuh sekitar 2 -3 jam untuk sampai disana, karena kondisi jalan yang begitu
tak mendukung. Setelah sampai di desa salang , kami berminat mencari pak desa,
tetapi ternyata beliau sedang tidak ada di tempat. Pada akhirnya kami menghadap
sekertaris desa. Setelah berbincang-bincang sebentar, sekdes mengizinkan kami
menaruh barang di gubuk kecil samping rumah beliau, tempat itu biasanya di
gunakan oleh para anak kedokteran dan semacamnya saat PKL di desa tersebut saat
lagi magang. Terpangpang jelas, PUSKESMAS di depan gubuk tersebut.
Setelah menaruh barang2 di gubuk tersebut, kami
dipersilahkan oleh bapak sekdes untuk tidur malam ini dirumahnya. Alhamdulillah,
setidaknya kami tidak musti tidur di gubuk kecil itu yang penuh debu. Malam harinya
aku bergosip ria dengan ibu sekdes dan anaknya, viony. Sungguh cantik namanya,
sama cantiknya dengan parasnya yang cantik namun sedikit terlihat tomboy. Rambutnya
yang panjang dan matanya yang indah namun dia memiliki warna kulit sawo matang,
sungguh indah ketika dia tersenyum. Dia dan kedua orang tuanya adalah penduduk
asli desa salang tersebut dan suku dayak asli tentunya (aku sempat mikir, bener
ga sih dia asli suku dayak ?? yah karena setauku slama ini orang yang suku
dayak asli itu, berkulit putih namun tidak untuknya. Ternyata aku salah karena
tidak slamanya seperti itu ), dari ceritanya dia memiliki seorang kakak lelaki.
Aku lupa namanya, kakaknya masih SMA dan tahun ini akan mengahadapi maut SMA,
yaitu UN. Hal yang paling menyebalkan ketika skolah (bayangin aja kalo usaha
kita skolah dan belajar 3 tahun bisa rusak hanya karena ujian yang Cuma beberapa
jam saja itu !!!). malam itu aku di persilahkan tidur bersama viony di
kamarnya, dan bapak2 yang lainnya tidur di ruang tamu. Ada sepupunya viony yang
ikut bergosip bersama kami saat di kamar hingga kami merasa ngantuk yang luar
biasa. Di kamar viony banyak menceritakan padaku tentang kejadian2 aneh dan
sungguh gila yang pernah terjadi di desa tersebut, khususnya soal sungai besar
yang berada di pinggiran desa tersebut, yang akan kulalui ke lap esok harinya. Dari
critanya, aku menangkap bahwa ada tradisi di desa tersebut yang melarang orang
MENOLAK makanan jika kita ditawari, jika tidak mematuhinya maka kita akan
mendapat musibah, ummm ada juga cerita buaya yang hidup di sepanjang sungai
tersebut, dari hulu hingga hilir sungai tersebut. Sungguh mengerikan, kataku
dalam hati. Kata viony, pernah ada seorang gadis yang hendak mandi disungai
tersebut ketika gadis kecil itu pulang sekolah. Namun dia melakukan hal yang
fatal karena membuang pembalut juga
di sungai itu, ketika gadis itu hendak beranjak naik, tiba2 dia ditarik oleh
seekor buaya besar, kira2 besarnya seperti 2pintu kembar yang menyatu, panjangx
sekitar 5 sampai 7 meter ( besar banget yahh ??!! -,-), ketika neneknya
mencarinya, hendak memberikannya makanan, dia tidak lagi menemukan siapa2 di
pinggir sungai tersebut, neneknya mulai gelisah dan memberitahu hal tersebut
kepada para tetangga untuk ikut mencari gadis tersebut, namun tidak selang
beberapa lama, gadis itu ditemukan dipinggiran sungai dengan badan yang sudah
hancur di bagian pinggul. Astagfirullahaladzim. Aku tidak bisa membayangkan
bagaimana rasa sakit yang gadis kecil itu rasakan ketika buaya itu menerkamnya di
bagian pinggung! Hal itu kemudian diberitahukan kepada kedua orang tuanya yang
berada di desa sebelah, ayah dari anak tersebut mengamuk, hingga akhirnya
beliau memanggil dukun untuk segera menangkap buaya itu. Dengan bantuan dukun
tersebut, akhirnya buaya itupun muncul di permukaan sungai. Segerombolan orang kampung sudah riuh
piuh ingin melihat buaya yang kejam itu. Buaya itu terlihat kaku, (seperti
crita viony), butuh mobil untuk mengangkatnya naik ke dasar karena berat buaya
itu sangatlah menyusahkan untuk di angkat beramai-ramai oleh warga. Kata viony,
buaya itu terlihat sedih ketika ayah dari gadis tersebut telah amat sangat
marah dan dengan penuh amarahnya ketika buaya itu sudah sampai ke dasar, ayah
gadis itu memenggal, memotong, mencabik, dan lain2lah kepala buaya tersebut
hingga kepalanya hancur berantakan di sekitar tubuhnya. Ada seseorang2 yang
sempat merekam kejadian tersebut, detik2 saat buaya itu ingin di bunuh oleh
ayah gadis itu. Seperti kata viony lagi dan ini dibenarkan oleh ibunya, di
dalam rekaman itu tampak samar2 terlihat ada bentuk yang menyerupai tubuh
manusia yang sedang baring persis dengan gaya buaya itu, dan dia, menangis! Entahlah,
semua orang geger melihat video itu. kemudian setelah puas membalas sakit hatinya itu, sang ayah dari gadis itupun meminta anaknya di kuburkan bersampingan dengan lobang untuk kuburan buaya tersebut!! MENGERIKAN,,,, Ada lagi crita heboh lainnya yang pernah
terjadi, ada seorang ibu di desa tersebut yang baru2 saja melahirkan 2 orang
anak, ketika lahir ternyata salah satu anaknya adalah seekor buaya. Namun walaupun
wujudnya seperti itu, si ibu sangat sayang pada kedua anaknya itu, berbeda
sekali dengan ayahnya yang sangat membenci anaknya yang rupa buaya itu, hingga suatu
hari si ibu sedang keluar ke pasar, dengan tega si ayah melepaskan anak yang
rupa buaya itu di sungai tersebut (seperti dongeng2 yahhh....) hingga ketika
kepulangan ibunya dari pasar, ibunya sangat sangat sangat sedih dengan apa yang
dilakukan oleh sang suaminya itu. Anak yang rupa buaya itu diberi nama, si
kuning. Si kuning yang malang yang akhirnya harus bertahan hidup sendiri di
sungai besar itu.
Yang membuatku heran, walaupun sudah sering kali warga
tersebut melihat buaya yang sedang berkeliaran di sungai tersebut namun mereka
tetap saja nekat mandi dipinggiran sungai tersebut jika airnya sedang surut / sedikit
bersih jika tidak hujan seharian. Kata viony, “daripada kami ga mandi, kak! Hayoo,
bau tau kak.. hihihihi” katanya dengan polos padaku, viony ini sendiri masih
duduk di kelas 5 di sebuah SD di desa tersebut yang dibangun oleh pemerintah. Sedangkan
saat aku disana, aku mandi di aliran sungai kecil di belakang rumah, namun
kadang2 disitu tidak ada air sama skali kata viony, alhamdulillah ketika aku datang, ada
air mengalir di tempat itu.
narsis dulu sebelum berangkat.......
Besok paginya kami siap2 berangkat, barang telah terpacking
semua, sekitar pukul 10 pagi, setelah makan pagi tentunya, kami bersiap2
menempuh perjalanan ke tujuan menggunakan ketinting di sungai besar dipinggiran
desa tersebut. Huaaa.. takut, deg2kan, seru dan sungguh menggelikan rasanya
bercampur aduk menjadi satu, ketika untuk pertama kalinya menggunakan perahu
ketinting di sungai yang sudah JELAS-JELAS di sarangi oleh buaya-buaya. Aku baca
ayat kursi dan doa2 kecil lainnya sepanjang perjalanan, tidak hentinya2 mataku
melirik kesana-kemari untuk melihat keadaan sekitar kapal kecil itu. yahh bahkan, kayu yang mengapung pun tidak lepas dari penglihatanku, takut2 kalau yang mengapung itu, adalah SEEKOR BUAYA. Di timku
ada 2 ketinting, kami menyewa 5 orang kampung sana untuk membantu memperlancar
dan mempercepat kerjaannya kami dan tentu saja itu sudah diperhitungkan jauh2
hari soal biaya mereka. Kami semua berjumlah 8 orang, berarti dalam satu kapal
ada 4 orang.
Ditengah perjalanan, ada rasa panik yang menghampiri kami
semua karena ternyata kami menghadapi arus yang keras, yahh sepanjang perjalanan
kami kan melawan arus, artiya kami semakin dan semakin ke hulu.
nih disuruh turun dari perahu biar ga jatoh... (>̯͡.̮<̯͡)
(¬_¬͡͡") mejengg gitu deHH.. HEHEHe..... :D tetap eksis yahh....
Ditengah perjalanan
kami harus berhenti dan turun dari perahu karena arusnya yang keras, para buruh
itu bilang, arus keras itu dinamakan jeram oleh orang disana. Kami harus
berjalan dipinggiran sungai sambil melihat betapa susahnya para buruh2 itu,
mengeluarkan barang2 dari atas perahu, kemudian mengikat perahu tersebut agar
tidak terbawa arus dan terakhir dengan segala cara para buruh itu turun ke
sungai dan mendorong perahu2 itu, disitu terdapat batu2an besar dan karena
sekarang lagi surut airnya tidak terlalu tinggi dan otomatis perahu ketinting
kami tidak mungkin bisa mendaki di batu2an tersebut, harus di tarik. ( walaupun
lagi pasang juga harus orangnya tetap turun dan menarik perahunya, karena jika
nekat, bukannya bisa melewatinya, perahu malah akan terbalik dan kemungkinan
buruknya akan patah dan hancur ).
liyad tuh para buruh lagi narik perahunya sampai nyemplung dalam air juga, upph kacian yah... (╥﹏╥)huhuhuhuuh mengerikan yahh airnya kayak gitu, dengan ukuran perahu kami yang tidak ada apa2nya itu..
melawan maut versi xxxxx....
aduuuhhh aduuuhhh.. gtu amat sihhh mukanya hihihihiii......
no coment (º̩̩́-̯º̩̩̀)
nih dia salah satu buruhnya yang lagi ngangkat barang, kacian banget yaahh...
#tutup mata
S-E-M-A-N-G-A-T M-A-S B-R-O
YAELAHHH.... hihihihi aku lagi yaahh.... merhatiin apaa sih neng /???
tarik-tariiikkk......
semangaaaattttt...............
tuh liyad orang yang dibawah kapal... hihihi kacian banget ya..
Ya Allah SWT sungguh menantang maut
perjalananku kali ini, karena ternyata di jeram itu, tepatnya di bawah jeram itu
adalah tempat berkumpulnya para buaya2 itu. Huhuuhuhu mengerikan. Setelah akhirnya
perahu2 itu lepas dari jeratan arus jeram itu, kami pun naik kembali ke perahu dan
melanjutkan perjalanan.
Ketika rasanya matahari telah membuat panas yang amat
sangat deh pokoknya sepanjang perjalanan dan ditambah lagi sungai yang keruh
itu, sekitar pukul 2.30 siang kami singgah makan di pinggiran2 sungai yang agak surut
dengan batu2 kecil seukuran bola yang muncul. Para buruh memastikan perahu2nya
di parkirkan dengan benar lalu kami turun. Seperti biasanya, dengan kondisi
lapangan yang seperti ini, aku tidak bisa lahap makan seperti biasanya, nasi
dan lauk yang aku bungkus bersama ibu sekdes pagi tadi hanya sedikit saja yang
bisa masuk di tenggorakanku, rasa malas makan menghampiriku sekejab namun aku
teringat dengan sekaleng cola-cola yang diberikan oleh k’a*** sebelum berangkat
tadi, membuat senyum kecil di pipiku, aku meneguknya dengan 3 kali tegukan
hingga mencapai tetesan terakhir. Yah, cukup untuk sedikit menjanggal rasa
dahaga dan lapar di perutku ini. Kemudian setelah kami semua makan siang kami
melanjutkan perjalanan lagi.
Setelah sekitar pukul 4 sore kami akhirnya tiba di tempat
tujuan, perahu pun di sandarkan ke pinggir. Kami turun dan parah buruh pun dengan
semangat 45’ segera membuat tempat camp buat kami semua, alhamdulillah setelah
mendaki sedikit dari tempat perahu bersender tadi itu, terdapat sisa camp kecil
yang sudah ditinggalkan sekitar 5 sampai 10 tahun yang lalu, kayu2nya mulai
usam namun tak rapuh, maklum kayu yang di pakai termasuk kelas awet ke2. Kayu2nya
sudah dicabut dan dihamburkan disekitar camp. Dengan penuh semangat para buruh
itu mengambilnya dan menyusun ala kadarnya agar setidaknya kami memiliki alas
kayu, tidak tanah langsung seperti bayangan2ku sebelumnya. Kami membawa terpal
besar untuk digunakan sebagai atap kami. Dan tak lupa juga kami membentangkan
beberapa tali untuk jemuran, kayu untuk masak, membersikan pasir2 yang ada di
sekitar dan terakhir, kami membersihkan dan menyiapkan tempat peristirahatan,
memasang kelambu. Namun, tak lupa juga, karung2 yang sudah kami beli, untuk
sebagai alas tidur, kami bagikan kepada para buruh dan tentunya untuk kami
juga. Setelah camp kami siap, kami kembali turun ke bawah dekat perahu2 itu
untuk, mandi !!!!!!!!!
Setelah mandi, kami pun menyiapkan makanan, yahh tentunya
para buruh itu sudah harus menyiapkan makanan buat kami dan buat mereka di
setiap jam2 makan dan juga segelas kopi susu hangat untuk menghilangkan sedikit
rasa hawa dingin yang kami rasa. Malam itu aku cepat tidur, setelah makan malam
, aku pun langsung masuk kelambu, melebarkan sleeping bag-ku kemudian masuk di
dalamnya dan mulai masuk ke alam mimpi dengan segenap rasa capek dan lelah yang
menerpahku sejak pagi tadi.
Pagi hari, setelah makan dan tak mandi pagi, hehehe cuma sekedar
cuci muka dan sikat gigi, kamipun bersiap2 menuju TKP, tujuan kami
sesungguhnya. Setelah menimbang2 siapa2 yang akan tinggal untuk memasakkan
kami, karena makanan harus jadi ketika kami pulang dan untuk bekal kami,
akhirnya di putuskan 2 orang dari 5 orang buruh yang ikut kami tinggal di camp
untuk menjaga barang dan memasak. Kamipun berangkat dan membawa bekal masing2
serta alat kerja.
inii kelambu kami, tempat beristirahat :D liht, aku ada didalam kelambu warna pink itu hihihi...
di photo ini kata kak a*** , "ihh hilda, gayanya sok pegang HP lagi... hihi kayak ada sinyal aja :P"
ni seutuhnya bekas camp perusahaan yang kami sulap jadi camp sementara kami,..
menu breakfast ala orang lapangan nih..... (eitttss.... ga bole jijikan kalo dalam hutan, entar kelaparan lagi hihiihihi.. :P :P )
go to the jungle.... go go go....
Setelah berjalan menyusur hutan, dengan di colek duri
berkali2, tersangkut oleh tumbuh2an liar, di gigit semut, diikutin lebah dan laen-laennya lahh, akhirnya kami
sampai di tempat tujuan, dan segera melakukan kegiatan.
nih tanda kalo kami beneran ke lapangan....
sebuah palang untuk menandai titik pertama......
nih bekal kamii yang ala kadarnya.... sungguh2 ala kadarnya...... nasi, mie dan ikan kering..
nih yang musti dikerjain juga... penandaan pohon.....
capekk broo....
Diluar dugaan, kerjaan kami bisa selesai dengan cepat. Kurang
dari jam 1 siang kami sudah tiba di camp dengan pekerjaan yang telah selesai,
fiuuhhh....
Akhirnya kami makan bekal di camp dan karena rasa panas
yang amat sangat menusuk badan hingga rasanya terpal itu seperti tiba2 lenyap di
telan hawa matahari yang sungguh mencekam, ceiilee
mencekam... kami memutuskan untuk beristirahat di pinggiran sungai itu, di
atas batu2 kecil dan pasir2 halus. Pak b*** dan kak a*** sudah siap dengan alat
mancing dan mata pancingnya. Aku ? tentu saja sudah siap dengan alat mandiku
yang super duper lengkap, dengan beralaskan tanah aku berbaring dengan baju
ganti yang ada dalam kresek sebagai bantalnya, memakai headset , dengerin music ♬♪♩ dan menikmati
hawa sejuk di bawah pohon gede yang berjejer ( karena lagi surut dan kami ada
di hulu melewati sungai agison , sungai yang menuju ke malaysia itu, dari
tempat kami ini, airnya masih mengalir bersih sih sihh siihh.. di sungai perbatasan
itulah airnya mulai keruh dan kotor karena air yang mengalir dari malaysia itu
berasal dari air yang mengalir dari perkebunan. Jadi jelas kotor ! ) masih
siang, matahari masih marak2nya menyinari dunia di sekitar camp kami, jadi
kuputuskan jam setengah 5 sore-lah waktu yang tepat untuk mandi. Hohohohoho.......
Setelah setengah 5 pun datang, aku langsung mengganti
celana trainingku dengan handuk bali yang kubawa. Aku sudah mengganti bajuku di
dalam kelambu sebelumnya dengan baju lengan pendek untuk memudahkanku mandi. Syyuuurrr..
aku langsung terjun ke sungai dan mulai bermain air, sendirian.
Malam harinya, aku tidak berniat cepat tidur, aku ingin
ikut mendengarkan crita2 dari salah seorang buruh, dengat semangatnya beliau
menceritakan kisah2 yang pernah terjadi di sekitar daerah itu, ( beliau adalah
salah satu pekerja pencari kayu, dulu, sewaktu salah satu perusahaan kayu masih
aktif di daerah tersebut, namun sudah berhenti memproduksi hampir sekitar 10
tahun lebih, jadi, beliau pasti sudah sangat tau betul kawasan tersebut )
beliau menceritakan banyak hal, salah satunya, dulu, pernah ada beberapa orang2
yang datang kesini, sekedar mengidentifikasi kayu gitu deh, saat mereka kerja bakti,
mereka mendapati seekor tikus besar, kemudian untuk menjadikannya bahan
hiburan, mereka mengandangkan tikus tersebut dengan kepala diikat dengan seekor
kucing. Kedua hewan itu saling berkejaran didalam kandang dan itu semua dapat mampu
membuat para orang2 tersebut yang sedang kerja bakti, tertawa terbahak-bahak
meilhat tikus yang galau itu. Selang beberapa hari setelah hari itu, orang yang
menangkap dan mengkandangkan tikus tersebut mendapat tugas kehutan bersama 2
temannya di salah satu kawasan hutan di tempat tersebut, hari itu sangat cerah
namun tidak pada saat mereka telah tiba di hutan itu, tiba2 hujan lebat, mereka
segera mencari tempat untuk berteduh dan syukur mereka dapat camp kecil yang
biasa dibangun oleh para pemburu liar. Namun sayangnya, sebelum sampai di
tempat camp kecil itu, si X yang menangkap tikus itu tiba2 terjatuh dan belum
sempat dia menghindar tiba2 salah satu pohon disekitar itu roboh dan menimpah
kepala si X tersebut hingga hancur, hingga bola matanya keluar dan sungguh
mengenaskan. Paraa yaahh ??!! makanya kalau mau masuk hutan itu niatnya
diperbaiki dulu, omongan, tingkah laku dll, jangan sembarangan di kampung orang
apalagi kalau di tengah hutan, kita ga boleh membakar sembarangan, dan apalagi
menggoreng ikan asin lewat jam 4 sore, huhuhu bisa2 secepat kilat kamu bakalan
di datangi oleh sekerumunan hantu. Ihihihiihi mengerikan yah...tapii itulah
tradisi yang ada dikampung itu, tapi itu juga berlaku hampir sama kok di
seluruh hutan di dunia ini , aku yakin, banyak pantang2an yang HARUS kita tau
sebelum masuk di kawasan hutan yang baru kita datangi, itulah gunanya
sosialisasi kawan. Kita wajib harus kudu tau, gimana dan bagaimana kabar tempat
yang kita berada sekarang (hutan atau desa dekat hutan maksudnya), itu berguna banget
untuk menjaga diri kita dari hal2 yang tidak diinginkan. Setelah merasa ngantuk
yang luar biasa, aku akhirnya masuk kelambu dan sleeping bag dan tidur pulas,
sempat terbangun berkali2 akibat suara dengkuran oleh2 bapak2 itu yang ributnya
kayak kaleng kosong di ketok2 huhuuhuhuhuh....---,---
Pagi harinya kami siap untuk pulang.... dan lagi2 kami
harus mengarungi sungai yang panjang dan menyiapkan segala hal yang membantu
jika kemungkinan yang tidak kami inginkan, terjadi. Seperti, memberi plastik
barang2 elektronik dan lapisan tas bgian dlm, agar jika tas tenggelam barang2
kmi tidak akan rusak karena terkena air.
ini kami photo dulu sebelum pulang... :D
ini sih masih jernih yahhh,, blom tersambung sama sungai agison sih....pemandangan yang indah bukan ?
Setelah beberapa jam mengarungi sungai mengerikan itu
akhirnya kami tiba kembali di desa Salang. Kami singgah dulu beristirahat
sebentar sambil langsung mencari mobil yang bisa mengantarkan kami ke
pelabuhan, kami berniat langsung ke kota siang ini. Akhirnya setibanya di
pelabuhan kami terpaksa menyewa speed dengan harga yang sedikit lebih banyak
dari harga normal karena kami kehabisan atau lebih tepatnya jam berangkat speed
telah berakhir untuk hari itu. Akhirnya dengan berisi 4 orang saja, kami
berangkat. Umm,, sekedar info, speed kali ini sedikit lebih cepat dari
biasanya, karena mengejar waktu, takut kemalaman di jalan, ga mungkin banget
kan ??! huhuu, ga kebayang kalo sampai terjadi !!! mana sungai mau pasang dan
asal kalian tau, sore hari adalah dimana sungai tersebut memiliki ombak yang
wawwww.... jadi otomatis 1 jam terakhir di atas speed di sungai lepas, kami
merasa terkena goncangan dasyat super duper gile yang bikin badan sakit2
karena tertumbuk badan speed dan 1 lagi, mengacu adrenalin BANGET. Sayangnya aku tidak
sempat mengabadikan raut wajah k a*** dan p B*** saat speed itu terasa seperti
ingin melempar kami keluar .. ihihihih entahlah saat itu aku hanya bisa tertawa
kecil melihat raut wajah mereka yang begitu takut dan kedinginan tentunya. Dan hal
anehnya, aku tidak merasa takut sedikitpun, aku merasa ini pengalaman yang luar
biasa yang tidak semua orang bisa merasakannya !!!!!
Setelah menempuh speed dengan gaya dugemnya hihihihi kami
akhirnya tiba di pelabuhan kota nunukan, sepi, yah itu yang kulihat karena
ternyata kami adalah orang terakhir yang nekat mengarungi sungai itu di jam2
rawan ombak keras dan ditambah sikon air yang sedang mau pasang....
Setelah itu kami mencari angkot dan menuju hotel, “laura
hotel” terpangpang jelas di depan sebuah hotel termegah di kota Nunukan. Dengan
tampilan seadanya hohoho bayangin aja pakaian kami. Kami masuk hotel dan
kontraks semua orang berbalik ke arah kami. Careel yang besar, tas kecil, topi
rimba, sepatu becek, baju macho, jaket... yahh itulah gaya kamii....
Setelah masuk kekamar hotel aku langsung on the way kamar
mandi,,,
Malam harinya kami berkumpul untuk mencari makan malam, dan
kami memilih ikan bakar sebagai menu kali ini. Ummm yummy ...
esok harinya kami memilih pagi-pagi buta untuk berangkat
kembali ke samarinda. Membeli tiket speed nunukan-tarakan jam 8 yang akhirnya
berangkat jam 8.30 , yaa seperti biasa moloorrr..... kami tiba di pelabuhan
tarakan sekitar jam 11 siang dan langsung ke toko oleh2 menggunakan ojek. Umm ini hal
yang pling kusukai, “berburu coklat”... dengan 1 dos ukuran besar akhirnya aku
PUAS dengan dijajahi oleh coklat selama beberapa menit itu. Setelah itu kami
menggunakan taksi menuju @bandara juwata tarakan.... tiket yang kami dapat
sebenarnya jam 11.30 makanya kami buru2, ternyata oh ternyata molorrr 1 jam,
jadi kami masih sempat singgah makan siang dulu sebelum berangkat. Setelah itu
kami fly ke Balikpapan dengan menggunakan pesawat Sriwijaya Air. Setelah tiba
di Bandara Sepinggan, kami langsung mencari taksi, tadinya kupikir langsung otw
Samarinda ternyata kami singgah dulu di rumah salah seorang kerabat pak B***,
sampai jam 4 sore. Setelah itu kami langsung menuju Samarinda deh... home sweet
home......
umm bener2 pengalaman unik kan ????
yahh setidaknya menurutku seperti itu..
aku tidak peduli atas apapun yang orang katakan padaku, pada kerjaanku dan tentu saja pada penampilanku....
setidaknya sampai saat ini aku merasa aku bekerja dengan cara HALAL kok....
aku seorang tenaga teknis lapangan, aku suka berpetualangan, apalagi ketempat2 yang baru kudatangi, dan aku tidak peduli apakah itu akan membuatku semakin hitam hihihi ,, membuatku harus menghadapi kenyataan pahit dengan tidur di hutan dengan ALA KADARNYA, but i love it......
aku menyukai hidupku yang seperti ini,,,
umm bener2 pengalaman unik kan ????
yahh setidaknya menurutku seperti itu..
aku tidak peduli atas apapun yang orang katakan padaku, pada kerjaanku dan tentu saja pada penampilanku....
setidaknya sampai saat ini aku merasa aku bekerja dengan cara HALAL kok....
aku seorang tenaga teknis lapangan, aku suka berpetualangan, apalagi ketempat2 yang baru kudatangi, dan aku tidak peduli apakah itu akan membuatku semakin hitam hihihi ,, membuatku harus menghadapi kenyataan pahit dengan tidur di hutan dengan ALA KADARNYA, but i love it......
aku menyukai hidupku yang seperti ini,,,
end.....
2 komentar:
hildaaaa kereeennn :) (y)
trima kasih sista...!! baik2 dsna yahh... :*
Posting Komentar