Entahlah harus mulainya dari
mana...
Aku cuma pengen bilang, kadang
aku iri dengan orang2 yang selalu berada di dekatmu, mereka bisa mendengar
tawamu, melihat senyummu, mendengar crita2mu langsung, bisa mengajakmu bercanda
/ bergurau, dll. Itu semua kadang membuatku merasa tersiksa, walaupun aku
sadar, ini tidak boleh. Sejujurnya, karena kamupun bisa berkata seperti ini
padaku...
Aku hanya merasa, aku sepi
tanpamu... kadang aku bosan, karena saking terlalu merindukanmu.. kadang aku
merasa bosan bertanya padamu, “lagi apa sayang?”, kadang aku jengkel, ketika
kamu bilang lagi pergi jalan sama teman2mu, dan lagi lagi disini aku hanya bisa
gigit jari!!
Harusnya aku tak usah mendengar
kata2 mereka yang bisa membuatku, lemes... mereka bilang, kenapa aku harus mempertahankanmu?
Sedangkan hubungan kita ini serasa tak berujung, waktu dan jarakpun sangat
terlihat ingin memisahkan kita... -,-
Hancur, sakit, pedih rasanya
mendengar cercaan itu datang berkali-kali padaku dan sepertinya itu juga
terjadi padamu... walaupun tak banyak yang tau, beberapa teman2 dekat kita, apa
yang terjadi pada hubungan kita?! Kita sulit untuk bersatu karena sesuatu
sebab....
“adat”, “suku”, “latar belakang”,
dll shiiitt, hal semacam itu masih terlalu kental di keluargaku.. dan aku
membenci itu, hal yang membuatku sulit mengatakan,”aku mencintai kekasihku saat
ini, ma, pa!” di depan kedua orang tuaku..
tapi hatikupun tak bisa melepaskanmu, aku terlalu dan sangat terlalu
mencintaimu ....
Sejauh ini, pengorbanan yang
telah kamu lakukan untuk mempertahankan hubungan kita ini, sudah cukup menguras
air mataku, sungguh bahkan sedikitpun rasanya aku tak tega dan tak bisa untuk
mengakhiri hubungan kita ini..
Menunggumu, adalah pekerjaan
terberat yang pernah kulakukan seumur hidupku... dan tak pernah terbayangkan hubungan kita ini
akan sejauh ini...
Haruskah aku terus menunggu dan
menunggumu???
“Aku mencintaimu”, 2 kata yang
tak bisa berhenti untuk kukatakan ketika aku merindukanmu..
Aku merindukanmu, aku
merindukanmu kekasihku...
Senja sore, kala itu, aku duduk
disamping dirinya,,
Penjaga hati mengatakan tak
seharusnya aku duduk disini..
Namun apalah dikata, aku tlah
disini dan harus aku jalani kisah ini
Mereka bilang, aku jahat, mereka
bilang aku munafik..
Tapi tidakkah
mereka tau aku sedang berusaha??
Aku menatapnya sendu, tanpa tanya
Dia menyadarkan lamunanku dengan
pertanyaan2 aneh
Aku tau dia menyadarinya,
Menyadari apa yang sedang dia
katakan..
Aku tau dia salah tingkah,
Ketika dia mulai menggaruk-garuk
belakang kepalanya yang tak gatal itu
Dia sedang berusaha mengendalikan
dirinya..
Mengembalikan jiwanya yang sempat
tersesat
ke alam sadar yang tak dia sadari
sepenuhnya
Dia berkata, “mampukah aku untuk
melanjutkan ini semua?”
Beberapa kata yang mengiris
hatiku..
Entahlah, kurasa kata2 itu seakan
seperti pisau tajam yang membelah hatiku
Rasanya tak ingin kudengar itu
Ingin ku duduk diam dan menatap
kedepan saja
Mengikuti irama kendaraan yang
lain..
Aku ingin, namun hatiku tidak..
Hatiku rasanya seperti marah dan
ingin meloncat
Namun aku harus bertahan,
Sedikit lagi, dan semuanya akan
mulai..
Pendusta yang sedang terduduk
kaku..
Lalu kubuka dengan sebuah
senyuman..
Senyuman hangat tapi tak tulus
“apa yang sedang aku lakukan?”
Tiba2 seperti seseorang sedang
menyerang fikiranku
Aku gugup, aku kaku, kembali
terdiam..
Rasanya ingin kuakhiri saja
semuanya..
Ingin kuberlari pulang dan
menangis sekencang2nya..