Kamis, 14 Maret 2013

Go to Nunukan (welcome to the jungle)


Go to Nunukan....
Seminggu yang lalu aku melakukan perjalanan dinas dari kantor, menuju ke sebuah desa, di ujung perbatasan indonesia-malaysia, desa salang, kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur.
Hal yang menyisahkan begitu banyak cerita dan salah satunya adalah penyakit yang entah apa namanya ini, yang kuderita sejak menginjakkan kaki di kabupaten Nunukan sana hingga sekarang ( aku lagi malas berurusan sama dokter ).
Perjalanan yang cukup sangat jauh yang kami (aku, pak b***, kak a***, pak a***, dan pak y*****) akan lalui itu, start dari samarinda tentunya.
Dari Kota samarinda, aku di jemput di ujung jalan gang kontrakanku ini oleh timku (pak b*** & kak a***), setelah itu kami menempuh perjalanan naek mobil sekitar 3 jam hingga tiba di kota balikpapan tepatnya @bandara Sepinggan. Aku bertemu dengan tim pak a***, ketika dalam perjalanan kami singgah di rumah makan lamongan. Ketika perjalanan menuju Balikpapan itu, emang sudah sejak bangun pagi perasaanku emang belum stabil hingga di perjalanan aku mual, muntah. Hufhhh.. sungguh memalukan !!!!! hal yang sebenarnya jarang terjadi, tapi entahlah, itu salah satunya hal yang paling kubenci di dunia ini karena dia selalu hadir di waktu yang salah.
Tiba di @bandara Sepinggan, kami lalu masuk di ruang tunggu, setelah itu fly menempuh sekitar 50 menit ke @bandara Juwata, kabupaten Tarakan. Tiba disana kami langsung mengendarai taksi menuju pelabuhan, kami beristirahat di tempat makan sederhana di lantai 2 pelabuhan tersebut. Tak banyak yang bisa aku makan setelah muntah pagi tadi, yang membuat selera makanku menurun tiba-tiba. Aku memesan coca-cola dan soto ayam untuk menghangatkan tubuhku. Yahh tentu saja, seperti biasa, coca-cola mampu membuat perasaanku lebih baik dan menghilangkan rasa mualku. Saat itu sudah sekitar pukul 12 siang sedangkan kami baru mendapatkan tiket jam 1 siang. Sejam pun berlalu, waktunya kami mengangkat barang2 dan menuju tempat speed-speed itu bersandar, perjalanan selanjutnya adalah ke Kota Nunukan, dengan menempuh perjalanan air selama 3 jam, di serta dengan suara tangisan anak kecil yang sangat-sangat-sangat tidak menyenangkan. Beberapa kali aku mencoba untuk membuatnya diam dengan bermain dengan tissu (huffhh dasar anak kecil, tissu juga mw di embat di masukin dalam mulut) dan akhirnya aku jatuh tidur di kursiku karena sudah tidak bisa lagi menahan rasa ngantuk yang menderaku dan suara tangisan anak kecil yang digendong ibunya tepat di sampingku itu pun menjadi music yang mengantarkanku menuju alam mimpi.
Welcome to Nunukan. Setelah tiba di Nunukan kami pun menyewa angkot untuk mengantarkan kami pada sebuah hotel megah di tengah kota, hotel Fortune Nunukan. Yahh disitulah tempat peristirahatan kami yang terakhir pada akhirnya setelah seharian melakukan perjalanan yang sangat sangat sangat jauh itu. Aku menaruh semua barang2 di atas meja, ku lepas jam tangan, jaket dan sepatuku kemudian kurebahkan badanku di atas tempat tidur yang sungguh empuk rasanya dan tak lama kemudian aku pun bertender di bawah shower di kamar mandi untuk menyegarkan badanku kembali.
Esok paginya, kami menuju kantor dinas kehutanan dan perkebunan di kota Nunukan dengan bantuan kendaraan dari teman pak y*****. Setelah berbincang2 sedikit dengan kepala bagian di kantor tersebut akhirnya kami dapat melengkapi sedikit prosuder kerja sebelum masuk di hutan. Setelah dari kantor dinas, pulangnya kami singgah makan terlebih dahulu. Setelah balik dari situ kami kembali ke hotel dan tidak berapa lama kemudian kami keluar berjalan kaki di sekitar hotel, sekedar melengkapi keperluan sebelum masuk hutan. Setelah lelah berjalan kesana – kemari, kami kembali ke hotel. Sore hari, kami keluar lagi membeli keperluan kerjaan di lap, guna memperlancar kerjaan nanti disana.
Esok paginya kami sudah bersiap2 menuju pelabuhan dan sekali lagi kami di bantu oleh teman dari pak y***** itu. Alhamdulillah sedikit mengurangi beban. Setelah sampai di pelabuhan kami membeli tiket ke sebuah kecamatan yang masih dalam lingkup Kabupaten Nunukan, kecamatan Sebuku namanya. Kami lagi-lagi melakukan perjalanan menggunakan speed sekitar 3 jam hingga tiba di pelabuhan sana. Setelah tiba kami langsung menyewa mobil menuju desa salang, butuh sekitar 2 -3 jam untuk sampai disana, karena kondisi jalan yang begitu tak mendukung. Setelah sampai di desa salang , kami berminat mencari pak desa, tetapi ternyata beliau sedang tidak ada di tempat. Pada akhirnya kami menghadap sekertaris desa. Setelah berbincang-bincang sebentar, sekdes mengizinkan kami menaruh barang di gubuk kecil samping rumah beliau, tempat itu biasanya di gunakan oleh para anak kedokteran dan semacamnya saat PKL di desa tersebut saat lagi magang. Terpangpang jelas, PUSKESMAS di depan gubuk tersebut.
Setelah menaruh barang2 di gubuk tersebut, kami dipersilahkan oleh bapak sekdes untuk tidur malam ini dirumahnya. Alhamdulillah, setidaknya kami tidak musti tidur di gubuk kecil itu yang penuh debu. Malam harinya aku bergosip ria dengan ibu sekdes dan anaknya, viony. Sungguh cantik namanya, sama cantiknya dengan parasnya yang cantik namun sedikit terlihat tomboy. Rambutnya yang panjang dan matanya yang indah namun dia memiliki warna kulit sawo matang, sungguh indah ketika dia tersenyum. Dia dan kedua orang tuanya adalah penduduk asli desa salang tersebut dan suku dayak asli tentunya (aku sempat mikir, bener ga sih dia asli suku dayak ?? yah karena setauku slama ini orang yang suku dayak asli itu, berkulit putih namun tidak untuknya. Ternyata aku salah karena tidak slamanya seperti itu ), dari ceritanya dia memiliki seorang kakak lelaki. Aku lupa namanya, kakaknya masih SMA dan tahun ini akan mengahadapi maut SMA, yaitu UN. Hal yang paling menyebalkan ketika skolah (bayangin aja kalo usaha kita skolah dan belajar 3 tahun bisa rusak hanya karena ujian yang Cuma beberapa jam saja itu !!!). malam itu aku di persilahkan tidur bersama viony di kamarnya, dan bapak2 yang lainnya tidur di ruang tamu. Ada sepupunya viony yang ikut bergosip bersama kami saat di kamar hingga kami merasa ngantuk yang luar biasa. Di kamar viony banyak menceritakan padaku tentang kejadian2 aneh dan sungguh gila yang pernah terjadi di desa tersebut, khususnya soal sungai besar yang berada di pinggiran desa tersebut, yang akan kulalui ke lap esok harinya. Dari critanya, aku menangkap bahwa ada tradisi di desa tersebut yang melarang orang MENOLAK makanan jika kita ditawari, jika tidak mematuhinya maka kita akan mendapat musibah, ummm ada juga cerita buaya yang hidup di sepanjang sungai tersebut, dari hulu hingga hilir sungai tersebut. Sungguh mengerikan, kataku dalam hati. Kata viony, pernah ada seorang gadis yang hendak mandi disungai tersebut ketika gadis kecil itu pulang sekolah. Namun dia melakukan hal yang fatal karena membuang pembalut juga di sungai itu, ketika gadis itu hendak beranjak naik, tiba2 dia ditarik oleh seekor buaya besar, kira2 besarnya seperti 2pintu kembar yang menyatu, panjangx sekitar 5 sampai 7 meter ( besar banget yahh ??!! -,-), ketika neneknya mencarinya, hendak memberikannya makanan, dia tidak lagi menemukan siapa2 di pinggir sungai tersebut, neneknya mulai gelisah dan memberitahu hal tersebut kepada para tetangga untuk ikut mencari gadis tersebut, namun tidak selang beberapa lama, gadis itu ditemukan dipinggiran sungai dengan badan yang sudah hancur di bagian pinggul. Astagfirullahaladzim. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasa sakit yang gadis kecil itu rasakan ketika buaya itu menerkamnya di bagian pinggung! Hal itu kemudian diberitahukan kepada kedua orang tuanya yang berada di desa sebelah, ayah dari anak tersebut mengamuk, hingga akhirnya beliau memanggil dukun untuk segera menangkap buaya itu. Dengan bantuan dukun tersebut, akhirnya buaya itupun muncul di permukaan sungai. Segerombolan orang kampung sudah riuh piuh ingin melihat buaya yang kejam itu. Buaya itu terlihat kaku, (seperti crita viony), butuh mobil untuk mengangkatnya naik ke dasar karena berat buaya itu sangatlah menyusahkan untuk di angkat beramai-ramai oleh warga. Kata viony, buaya itu terlihat sedih ketika ayah dari gadis tersebut telah amat sangat marah dan dengan penuh amarahnya ketika buaya itu sudah sampai ke dasar, ayah gadis itu memenggal, memotong, mencabik, dan lain2lah kepala buaya tersebut hingga kepalanya hancur berantakan di sekitar tubuhnya. Ada seseorang2 yang sempat merekam kejadian tersebut, detik2 saat buaya itu ingin di bunuh oleh ayah gadis itu. Seperti kata viony lagi dan ini dibenarkan oleh ibunya, di dalam rekaman itu tampak samar2 terlihat ada bentuk yang menyerupai tubuh manusia yang sedang baring persis dengan gaya buaya itu, dan dia, menangis! Entahlah, semua orang geger melihat video itu. kemudian setelah puas membalas sakit hatinya itu, sang ayah dari gadis itupun meminta anaknya di kuburkan bersampingan dengan lobang untuk kuburan buaya tersebut!! MENGERIKAN,,,,  Ada lagi crita heboh lainnya yang pernah terjadi, ada seorang ibu di desa tersebut yang baru2 saja melahirkan 2 orang anak, ketika lahir ternyata salah satu anaknya adalah seekor buaya. Namun walaupun wujudnya seperti itu, si ibu sangat sayang pada kedua anaknya itu, berbeda sekali dengan ayahnya yang sangat membenci anaknya yang rupa buaya itu, hingga suatu hari si ibu sedang keluar ke pasar, dengan tega si ayah melepaskan anak yang rupa buaya itu di sungai tersebut (seperti dongeng2 yahhh....) hingga ketika kepulangan ibunya dari pasar, ibunya sangat sangat sangat sedih dengan apa yang dilakukan oleh sang suaminya itu. Anak yang rupa buaya itu diberi nama, si kuning. Si kuning yang malang yang akhirnya harus bertahan hidup sendiri di sungai besar itu.
Yang membuatku heran, walaupun sudah sering kali warga tersebut melihat buaya yang sedang berkeliaran di sungai tersebut namun mereka tetap saja nekat mandi dipinggiran sungai tersebut jika airnya sedang surut / sedikit bersih jika tidak hujan seharian. Kata viony, “daripada kami ga mandi, kak! Hayoo, bau tau kak.. hihihihi” katanya dengan polos padaku, viony ini sendiri masih duduk di kelas 5 di sebuah SD di desa tersebut yang dibangun oleh pemerintah. Sedangkan saat aku disana, aku mandi di aliran sungai kecil di belakang rumah, namun kadang2 disitu tidak ada air sama skali kata viony, alhamdulillah ketika aku datang, ada air mengalir di tempat itu.
narsis dulu sebelum berangkat.......
Besok paginya kami siap2 berangkat, barang telah terpacking semua, sekitar pukul 10 pagi, setelah makan pagi tentunya, kami bersiap2 menempuh perjalanan ke tujuan menggunakan ketinting di sungai besar dipinggiran desa tersebut. Huaaa.. takut, deg2kan, seru dan sungguh menggelikan rasanya bercampur aduk menjadi satu, ketika untuk pertama kalinya menggunakan perahu ketinting di sungai yang sudah JELAS-JELAS di sarangi oleh buaya-buaya. Aku baca ayat kursi dan doa2 kecil lainnya sepanjang perjalanan, tidak hentinya2 mataku melirik kesana-kemari untuk melihat keadaan sekitar kapal kecil itu. yahh bahkan, kayu yang mengapung pun tidak lepas dari penglihatanku, takut2 kalau yang mengapung itu, adalah SEEKOR BUAYA. Di timku ada 2 ketinting, kami menyewa 5 orang kampung sana untuk membantu memperlancar dan mempercepat kerjaannya kami dan tentu saja itu sudah diperhitungkan jauh2 hari soal biaya mereka. Kami semua berjumlah 8 orang, berarti dalam satu kapal ada 4 orang.
Ditengah perjalanan, ada rasa panik yang menghampiri kami semua karena ternyata kami menghadapi arus yang keras, yahh sepanjang perjalanan kami kan melawan arus, artiya kami semakin dan semakin ke hulu. 
 nih disuruh turun dari perahu biar ga jatoh... (>̯͡.̮<̯͡)

(¬_¬͡͡") mejengg gitu deHH.. HEHEHe..... :D tetap eksis yahh....

Ditengah perjalanan kami harus berhenti dan turun dari perahu karena arusnya yang keras, para buruh itu bilang, arus keras itu dinamakan jeram oleh orang disana. Kami harus berjalan dipinggiran sungai sambil melihat betapa susahnya para buruh2 itu, mengeluarkan barang2 dari atas perahu, kemudian mengikat perahu tersebut agar tidak terbawa arus dan terakhir dengan segala cara para buruh itu turun ke sungai dan mendorong perahu2 itu, disitu terdapat batu2an besar dan karena sekarang lagi surut airnya tidak terlalu tinggi dan otomatis perahu ketinting kami tidak mungkin bisa mendaki di batu2an tersebut, harus di tarik. ( walaupun lagi pasang juga harus orangnya tetap turun dan menarik perahunya, karena jika nekat, bukannya bisa melewatinya, perahu malah akan terbalik dan kemungkinan buruknya akan patah dan hancur ). 
 liyad tuh para buruh lagi narik perahunya sampai nyemplung dalam air juga, upph kacian yah... (╥﹏╥)​
 huhuhuhuuh mengerikan yahh airnya kayak gitu, dengan ukuran perahu kami yang tidak ada apa2nya itu..

melawan maut versi xxxxx....

aduuuhhh aduuuhhh.. gtu amat sihhh mukanya hihihihiii......

no coment (º̩̩́-̯º̩̩̀)​

nih dia salah satu buruhnya yang lagi ngangkat barang, kacian banget yaahh... 

#tutup mata

S-E-M-A-N-G-A-T    M-A-S    B-R-O

YAELAHHH.... hihihihi aku lagi yaahh.... merhatiin apaa sih neng /???


tarik-tariiikkk......

semangaaaattttt...............

tuh liyad orang yang dibawah kapal... hihihi kacian banget ya..
Ya Allah SWT sungguh menantang maut perjalananku kali ini, karena ternyata di jeram itu, tepatnya di bawah jeram itu adalah tempat berkumpulnya para buaya2 itu. Huhuuhuhu mengerikan. Setelah akhirnya perahu2 itu lepas dari jeratan arus jeram itu, kami pun naik kembali ke perahu dan melanjutkan perjalanan.
Ketika rasanya matahari telah membuat panas yang amat sangat deh pokoknya sepanjang perjalanan dan ditambah lagi sungai yang keruh itu, sekitar pukul 2.30 siang kami singgah makan di pinggiran2 sungai yang agak surut dengan batu2 kecil seukuran bola yang muncul. Para buruh memastikan perahu2nya di parkirkan dengan benar lalu kami turun. Seperti biasanya, dengan kondisi lapangan yang seperti ini, aku tidak bisa lahap makan seperti biasanya, nasi dan lauk yang aku bungkus bersama ibu sekdes pagi tadi hanya sedikit saja yang bisa masuk di tenggorakanku, rasa malas makan menghampiriku sekejab namun aku teringat dengan sekaleng cola-cola yang diberikan oleh k’a*** sebelum berangkat tadi, membuat senyum kecil di pipiku, aku meneguknya dengan 3 kali tegukan hingga mencapai tetesan terakhir. Yah, cukup untuk sedikit menjanggal rasa dahaga dan lapar di perutku ini. Kemudian setelah kami semua makan siang kami melanjutkan perjalanan lagi.
Setelah sekitar pukul 4 sore kami akhirnya tiba di tempat tujuan, perahu pun di sandarkan ke pinggir. Kami turun dan parah buruh pun dengan semangat 45’ segera membuat tempat camp buat kami semua, alhamdulillah setelah mendaki sedikit dari tempat perahu bersender tadi itu, terdapat sisa camp kecil yang sudah ditinggalkan sekitar 5 sampai 10 tahun yang lalu, kayu2nya mulai usam namun tak rapuh, maklum kayu yang di pakai termasuk kelas awet ke2. Kayu2nya sudah dicabut dan dihamburkan disekitar camp. Dengan penuh semangat para buruh itu mengambilnya dan menyusun ala kadarnya agar setidaknya kami memiliki alas kayu, tidak tanah langsung seperti bayangan2ku sebelumnya. Kami membawa terpal besar untuk digunakan sebagai atap kami. Dan tak lupa juga kami membentangkan beberapa tali untuk jemuran, kayu untuk masak, membersikan pasir2 yang ada di sekitar dan terakhir, kami membersihkan dan menyiapkan tempat peristirahatan, memasang kelambu. Namun, tak lupa juga, karung2 yang sudah kami beli, untuk sebagai alas tidur, kami bagikan kepada para buruh dan tentunya untuk kami juga. Setelah camp kami siap, kami kembali turun ke bawah dekat perahu2 itu untuk, mandi !!!!!!!!!
Setelah mandi, kami pun menyiapkan makanan, yahh tentunya para buruh itu sudah harus menyiapkan makanan buat kami dan buat mereka di setiap jam2 makan dan juga segelas kopi susu hangat untuk menghilangkan sedikit rasa hawa dingin yang kami rasa. Malam itu aku cepat tidur, setelah makan malam , aku pun langsung masuk kelambu, melebarkan sleeping bag-ku kemudian masuk di dalamnya dan mulai masuk ke alam mimpi dengan segenap rasa capek dan lelah yang menerpahku sejak pagi  tadi.
Pagi hari, setelah makan dan tak mandi pagi, hehehe cuma sekedar cuci muka dan sikat gigi, kamipun bersiap2 menuju TKP, tujuan kami sesungguhnya. Setelah menimbang2 siapa2 yang akan tinggal untuk memasakkan kami, karena makanan harus jadi ketika kami pulang dan untuk bekal kami, akhirnya di putuskan 2 orang dari 5 orang buruh yang ikut kami tinggal di camp untuk menjaga barang dan memasak. Kamipun berangkat dan membawa bekal masing2 serta alat kerja.

mereka para buruh, warga desa salang yang ikut serta bersama kami kelapangan!!

 inii kelambu kami, tempat beristirahat :D liht, aku ada didalam kelambu warna pink itu hihihi...

 di photo ini kata kak a*** , "ihh hilda, gayanya sok pegang HP lagi... hihi kayak ada sinyal aja :P"

 
ni seutuhnya bekas camp perusahaan yang kami sulap jadi camp sementara kami,..

 menu breakfast ala orang lapangan nih..... (eitttss.... ga bole jijikan kalo dalam hutan, entar kelaparan lagi hihiihihi.. :P :P )

go to the jungle.... go go go....


Setelah berjalan menyusur hutan, dengan di colek duri berkali2, tersangkut oleh tumbuh2an liar, di gigit semut, diikutin lebah dan laen-laennya lahh, akhirnya kami sampai di tempat tujuan, dan segera melakukan kegiatan.

nih lagi kerja tapi disuruh senyum.....

 nih tanda kalo kami beneran ke lapangan....

sebuah palang untuk menandai titik pertama......

 nih bekal kamii yang ala kadarnya.... sungguh2 ala kadarnya...... nasi, mie dan ikan kering..

nih yang musti dikerjain juga... penandaan pohon.....

capekk broo....

Diluar dugaan, kerjaan kami bisa selesai dengan cepat. Kurang dari jam 1 siang kami sudah tiba di camp dengan pekerjaan yang telah selesai, fiuuhhh....
Akhirnya kami makan bekal di camp dan karena rasa panas yang amat sangat menusuk badan hingga rasanya terpal itu seperti tiba2 lenyap di telan hawa matahari yang sungguh mencekam, ceiilee mencekam... kami memutuskan untuk beristirahat di pinggiran sungai itu, di atas batu2 kecil dan pasir2 halus. Pak b*** dan kak a*** sudah siap dengan alat mancing dan mata pancingnya. Aku ? tentu saja sudah siap dengan alat mandiku yang super duper lengkap, dengan beralaskan tanah aku berbaring dengan baju ganti yang ada dalam kresek sebagai bantalnya, memakai headset , dengerin music ♬♪♩ dan menikmati hawa sejuk di bawah pohon gede yang berjejer ( karena lagi surut dan kami ada di hulu melewati sungai agison , sungai yang menuju ke malaysia itu, dari tempat kami ini, airnya masih mengalir bersih sih sihh siihh.. di sungai perbatasan itulah airnya mulai keruh dan kotor karena air yang mengalir dari malaysia itu berasal dari air yang mengalir dari perkebunan. Jadi jelas kotor ! ) masih siang, matahari masih marak2nya menyinari dunia di sekitar camp kami, jadi kuputuskan jam setengah 5 sore-lah waktu yang tepat untuk mandi. Hohohohoho.......
Setelah setengah 5 pun datang, aku langsung mengganti celana trainingku dengan handuk bali yang kubawa. Aku sudah mengganti bajuku di dalam kelambu sebelumnya dengan baju lengan pendek untuk memudahkanku mandi. Syyuuurrr.. aku langsung terjun ke sungai dan mulai bermain air, sendirian.
Malam harinya, aku tidak berniat cepat tidur, aku ingin ikut mendengarkan crita2 dari salah seorang buruh, dengat semangatnya beliau menceritakan kisah2 yang pernah terjadi di sekitar daerah itu, ( beliau adalah salah satu pekerja pencari kayu, dulu, sewaktu salah satu perusahaan kayu masih aktif di daerah tersebut, namun sudah berhenti memproduksi hampir sekitar 10 tahun lebih, jadi, beliau pasti sudah sangat tau betul kawasan tersebut ) beliau menceritakan banyak hal, salah satunya, dulu, pernah ada beberapa orang2 yang datang kesini, sekedar mengidentifikasi kayu gitu deh, saat mereka kerja bakti, mereka mendapati seekor tikus besar, kemudian untuk menjadikannya bahan hiburan, mereka mengandangkan tikus tersebut dengan kepala diikat dengan seekor kucing. Kedua hewan itu saling berkejaran didalam kandang dan itu semua dapat mampu membuat para orang2 tersebut yang sedang kerja bakti, tertawa terbahak-bahak meilhat tikus yang galau itu. Selang beberapa hari setelah hari itu, orang yang menangkap dan mengkandangkan tikus tersebut mendapat tugas kehutan bersama 2 temannya di salah satu kawasan hutan di tempat tersebut, hari itu sangat cerah namun tidak pada saat mereka telah tiba di hutan itu, tiba2 hujan lebat, mereka segera mencari tempat untuk berteduh dan syukur mereka dapat camp kecil yang biasa dibangun oleh para pemburu liar. Namun sayangnya, sebelum sampai di tempat camp kecil itu, si X yang menangkap tikus itu tiba2 terjatuh dan belum sempat dia menghindar tiba2 salah satu pohon disekitar itu roboh dan menimpah kepala si X tersebut hingga hancur, hingga bola matanya keluar dan sungguh mengenaskan. Paraa yaahh ??!! makanya kalau mau masuk hutan itu niatnya diperbaiki dulu, omongan, tingkah laku dll, jangan sembarangan di kampung orang apalagi kalau di tengah hutan, kita ga boleh membakar sembarangan, dan apalagi menggoreng ikan asin lewat jam 4 sore, huhuhu bisa2 secepat kilat kamu bakalan di datangi oleh sekerumunan hantu. Ihihihiihi mengerikan yah...tapii itulah tradisi yang ada dikampung itu, tapi itu juga berlaku hampir sama kok di seluruh hutan di dunia ini , aku yakin, banyak pantang2an yang HARUS kita tau sebelum masuk di kawasan hutan yang baru kita datangi, itulah gunanya sosialisasi kawan. Kita wajib harus kudu tau, gimana dan bagaimana kabar tempat yang kita berada sekarang (hutan atau desa dekat hutan maksudnya), itu berguna banget untuk menjaga diri kita dari hal2 yang tidak diinginkan. Setelah merasa ngantuk yang luar biasa, aku akhirnya masuk kelambu dan sleeping bag dan tidur pulas, sempat terbangun berkali2 akibat suara dengkuran oleh2 bapak2 itu yang ributnya kayak kaleng kosong di ketok2 huhuuhuhuhuh....---,---
Pagi harinya kami siap untuk pulang.... dan lagi2 kami harus mengarungi sungai yang panjang dan menyiapkan segala hal yang membantu jika kemungkinan yang tidak kami inginkan, terjadi. Seperti, memberi plastik barang2 elektronik dan lapisan tas bgian dlm, agar jika tas tenggelam barang2 kmi tidak akan rusak karena terkena air.

ini kami photo dulu sebelum pulang... :D

ini sih masih jernih yahhh,, blom tersambung sama sungai agison sih....

pemandangan yang indah bukan ?

menatap indahnya panorama alam yang alami....

 hehehehehe cuma bisa ikut mendoakan para buruh.... :D




Setelah beberapa jam mengarungi sungai mengerikan itu akhirnya kami tiba kembali di desa Salang. Kami singgah dulu beristirahat sebentar sambil langsung mencari mobil yang bisa mengantarkan kami ke pelabuhan, kami berniat langsung ke kota siang ini. Akhirnya setibanya di pelabuhan kami terpaksa menyewa speed dengan harga yang sedikit lebih banyak dari harga normal karena kami kehabisan atau lebih tepatnya jam berangkat speed telah berakhir untuk hari itu. Akhirnya dengan berisi 4 orang saja, kami berangkat. Umm,, sekedar info, speed kali ini sedikit lebih cepat dari biasanya, karena mengejar waktu, takut kemalaman di jalan, ga mungkin banget kan ??! huhuu, ga kebayang kalo sampai terjadi !!! mana sungai mau pasang dan asal kalian tau, sore hari adalah dimana sungai tersebut memiliki ombak yang wawwww.... jadi otomatis 1 jam terakhir di atas speed di sungai lepas, kami merasa terkena goncangan dasyat super duper gile yang bikin badan sakit2 karena tertumbuk badan speed dan 1 lagi, mengacu adrenalin BANGET. Sayangnya aku tidak sempat mengabadikan raut wajah k a*** dan p B*** saat speed itu terasa seperti ingin melempar kami keluar .. ihihihih entahlah saat itu aku hanya bisa tertawa kecil melihat raut wajah mereka yang begitu takut dan kedinginan tentunya. Dan hal anehnya, aku tidak merasa takut sedikitpun, aku merasa ini pengalaman yang luar biasa yang tidak semua orang bisa merasakannya !!!!!
Setelah menempuh speed dengan gaya dugemnya hihihihi kami akhirnya tiba di pelabuhan kota nunukan, sepi, yah itu yang kulihat karena ternyata kami adalah orang terakhir yang nekat mengarungi sungai itu di jam2 rawan ombak keras dan ditambah sikon air yang sedang mau pasang....

Setelah itu kami mencari angkot dan menuju hotel, “laura hotel” terpangpang jelas di depan sebuah hotel termegah di kota Nunukan. Dengan tampilan seadanya hohoho bayangin aja pakaian kami. Kami masuk hotel dan kontraks semua orang berbalik ke arah kami. Careel yang besar, tas kecil, topi rimba, sepatu becek, baju macho, jaket... yahh itulah gaya kamii....
Setelah masuk kekamar hotel aku langsung on the way kamar mandi,,,
Malam harinya kami berkumpul untuk mencari makan malam, dan kami memilih ikan bakar sebagai menu kali ini. Ummm yummy ...
esok harinya kami memilih pagi-pagi buta untuk berangkat kembali ke samarinda. Membeli tiket speed nunukan-tarakan jam 8 yang akhirnya berangkat jam 8.30 , yaa seperti biasa moloorrr..... kami tiba di pelabuhan tarakan sekitar jam 11 siang dan langsung ke toko oleh2 menggunakan ojek. Umm ini hal yang pling kusukai, “berburu coklat”... dengan 1 dos ukuran besar akhirnya aku PUAS dengan dijajahi oleh coklat selama beberapa menit itu. Setelah itu kami menggunakan taksi menuju @bandara juwata tarakan.... tiket yang kami dapat sebenarnya jam 11.30 makanya kami buru2, ternyata oh ternyata molorrr 1 jam, jadi kami masih sempat singgah makan siang dulu sebelum berangkat. Setelah itu kami fly ke Balikpapan dengan menggunakan pesawat Sriwijaya Air. Setelah tiba di Bandara Sepinggan, kami langsung mencari taksi, tadinya kupikir langsung otw Samarinda ternyata kami singgah dulu di rumah salah seorang kerabat pak B***, sampai jam 4 sore. Setelah itu kami langsung menuju Samarinda deh... home sweet home......

umm bener2 pengalaman unik kan ???? 
yahh setidaknya menurutku seperti itu..
aku tidak peduli atas apapun yang orang katakan padaku, pada kerjaanku dan tentu saja pada penampilanku....
setidaknya sampai saat ini aku merasa aku bekerja dengan cara HALAL kok....
aku seorang tenaga teknis lapangan, aku suka berpetualangan, apalagi ketempat2 yang baru kudatangi, dan aku tidak peduli apakah itu akan membuatku semakin hitam hihihi ,, membuatku harus menghadapi kenyataan pahit dengan tidur di hutan dengan ALA KADARNYA, but i love it......
aku menyukai hidupku yang seperti ini,,, 
end.....